Norwegia, Lukisan Batik Sutra Dipamerkan

LONDON – Sebanyak 60 lukisan batik sutra karya Joko Sudadiyo, seniman lukis batik asal Bantul, Yogyakarta, yang mengambarkan kehidupan pedesaan masyarakat Indonesia, serta berbagai macam bunga dan kupu-kupu dipamerkan di Kota Trondheim, Norwegia.

Pameran yang bertema ‘Joko Sudadiyo Batik Exhibition’ itu digelar di ISAK Kultursentet, gedung pusat kebudayaan di tengah kota Trondheim, yang berada sekitar 540 KM sebelah utara Oslo, Norwegia Tengah, demikian keterangan pers dari KBRI Oslo yang diterima ANTARA London, Kamis.

Trondheim merupakan kota terbesar ketiga di Norwegia yang berpenduduk sekitar 172 ribu jiwa terkenal sebagai kota pelajar, dengan adanya Universitas Trondheim yang sangat popular dengan fakultas tekniknya, khususnya teknik perminyakan dan kelautan.

Duta Besar RI Oslo, Esti Andayani, secara resmi membuka pameran lukisan batik sutra karya Joko Sudadiyo yang dihadiri sekitar 60 undangan dari berbagai kalangan pejabat pemerintah dan institusi pendidikan, serta seniman maupun pencinta seni lukis di daerah Trondheim dan sekitarnya.

Dubes Esti Andayani menyampaikan rasa terima kasih kepada Direktur Gateway College Bali, Ivar Schou, dan Dosen Universitas Trondheim, Berit Over Johannesen, sebagai penyelenggara pameran seni lukis batik di Trondheim sekaligus sponsor kehadiran Joko Sudadiyo ke Norwegia Gateway College, lembaga pendidikan non-formal yang memfasilitasi penyelenggaraan pendidikan pra-universitas selama 14 minggu di Bali dengan penerapan kurikulum pendidikan tinggi Norwegia.

Dalam kesempatan itu Dubes menjelaskan secara singkat mengenai sejarah dan perkembangan seni batik Indonesia yang sejak Oktober 2009 lalu diakui UNESCO dan masuk dalam Daftar Warisan Budaya Indonesia.

Ia juga menyampaikan penghargaan kepada Pelukis Joko Sudadiyo atas upayanya memperkenalkan Indonesia melalui karya lukisan batiknya, dan diharapkannya melalui seni dan budaya akan lebih mudah membangun saling pengertian dan persahabatan di antara masyarakat dan bangsa.

Pada gilirannya akan mempererat hubungan bilateral kedua negara Indonesia-Norwegia, ujar Dubes. Sementara itu, Dorit Scharffscher, “art designer” terkenal di Trondheim, menyatakan, lukisan batik ini sangat menarik dan unik karena memerlukan proses yang cukup lama untuk menghasilkan satu karya lukis.

Acara pembukaan pameran lukisan batik yang akan berlangsung hingga 22 Desember 2011 dimeriahkan dengan penampilan Tari Manuk Rawa dari Bali oleh Dian Adisty, salah satu mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh program S2 di Universitas Trondheim.

Joko Sudadiyo, dilahirkan di Bandung, 24 November 1965, mulai membuat lukisan batik sutra dan katun pada tahun 1984, merupakan instruktur batik dan mengajar mengenai hal-hal yang berkaitan dengan batik di beberapa kota di Indonesia, dan juga di Institut Seni Indonesia di Yogyakarta.

Hasil karya-karyanya banyak dipamerkan dalam berbagai festival seni di Indonesia maupun di luar negeri seperti di Italia, Inggris, Spanyol, Hawaii, Guyana, Malaysia, Belanda, dan Singapura. Karya lukis Joko yang berukuran 2,5 x 8,0 meter dipersembahkannya untuk Indo-Eropa di Tong Tong Festival yang terkenal di Belanda.

Selain mengelar pameran, Joko juga mengadakan workshop melukis batik dan membuka kesempatan mengajar membatik bagi pengunjung yang berminat untuk mempelajarinya.

Misteri “Batik” di Mars

TERKAIT:

* Wahana NASA Intip Pergeseran Pasir Mars
* 520 Hari Menuju Planet Mars
* Mars Punya Danau Berisi Air
* Mars Dahulu Memiliki Samudra
* NASA Temukan “Aliran Sungai” di Mars
Permukaan Mars, seperti di salah satu kawah bernama Russel, memiliki permukaan yang tidak rata. Hasil pencitraan yang dilakukan menunjukkan bahwa permukaan kawah Russell mirip batik, memiliki garis-garis misterius yang proses pembentukannya belum terungkap.

Baru-baru ini, tim peneliti yang tergabung dalam Mars Global Surveyor berhasil menguraikan sebab pembentukan motif aneh di planet merah itu. Sempat dikira terbentuk oleh air, ilmuwan menjelaskan bahwa motif itu justru terbentuk oleh karbon dioksida (CO2).

Ceritanya, wilayah kutub Mars, di tempat kawah Russell berada, terdiri dari CO2 dan air. Ketika Matahari menghangatkan wilayah ini, air dan CO2 mengalami perubahan wujud yang disebut sublimasi, dari padat langsung menjadi gas tanpa melewati fase cair.

Gas akan mengangkat partikel debu yang ada di permukaan Mars, mengurangi gesekan, memungkinkan partikel debu bergerak mudah. “Gas memberikan bantalan sehingga partikel tidak terikat satu sama lain dan berhenti bergerak,” kata Allan Treiman dari Lunar and Planetary Institute di Texas.

Treiman yang bekerja sama dengan Yolanda Cedillo-Flores dari Universidad Nacional Autonoma de Mexico seperti dikutip Space, Rabu (7/12/2011), mengatakan bahwa partikel debu dan pasir itulah yang membentuk motif aneh tersebut. Biasanya, pembentukan terjadi pada musim semi.

Syarat pembentukan motif aneh itu adalah suhu -78 derajat celsius. Suhu tersebut memungkinkan sedimen berada di atasnya. Sedimen akan bertindak sebagai insulator. Di zona hangat, CO2 dan air takkan tersublimasi. Namun di zona dingin, hal itu akan terjadi.

Mungkinkah motif ini terjadi di Bumi? Hal tersebut sangat jarang dijumpai. Bumi terlalu hangat dan lembab untuk memungkinkan fenomena ini terjadi. Yang mungkin terjadi adalah aliran salju bercampur gas dan debu.

Malaysia Luncurkan Buku Sejarah Batik

Kuala Lumpur – Kendati batik telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya Indonesia, namun itu tidak menyurutkan upaya Malaysia untuk terus mempromosikan batik khas negeri itu. Sebagai bagian dari upaya itu, buku sejarah batik hari ini diluncurkan di Malaysia.
Buku berjudul “Malaysian Batik: Reinventing a Tradition” tersebut diluncurkan oleh mantan perdana menteri Malaysia Tun Abdullah Ahmad Badawi.

Peluncuran buku karya Datin Noor Azlina Yunus tersebut bertepatan dengan dimulainya Konvensi dan Pameran Batik Internasional Kuala Lumpur (KLIB) 2011 di Kuala Lumpur hari ini. Pameran batik itu akan berlangsung tiga hari.

Saat meluncurkan buku tersebut, Badawi mengimbau warga Malaysia untuk menulis lebih banyak buku-buku mengenai sejarah, budaya dan warisan bangsa.

“Menulis buku mengenai budaya dan warisan kita merupakan jasa besar bagi negara kita,” kata Badawi seperti dilansir kantor berita resmi Malaysia, Bernama, Jumat (9/12/2011).

Dikatakan Badawi, buku-buku akan membuat kaum muda dan generasi mendatang terus mendapatkan informasi sehingga bisa memahami dan menghargai budaya dan warisan.

Buku mengenai sejarah batik tersebut dijual dengan harga 110 ringgit. Buku setebal 176 halaman tersebut bercerita mengenai asal-mula batik, material, metode pembuatan dan motif-motif batik. Buku itu juga menceritakan bagaimana batik Malaysia telah bertransformasi menjadi kerajinan bercita rasa internasional.

Jalan-jalan ke Jambi

Kita harus bangga karena Batik merupakan hasil warisan budaya dunia asal Indonesia. Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki batik dengan ciri khasnya masing-masing. Jambi pun demikian. Jambi juga memiliki jenis batik sendiri yang motifnya khas tentang keadaan sekitar Jambi, seperti: tanaman dan hewan sekitar. Corak-corak batik Jambi yang terkenal antara lain: Kepak Lepas, Cendawan, Batang Hari, Gong, Ayam, Matohari, Anggur, Duren Pecah, Kaco Piring, Kupu-Kupu, Pauh, Kembang Duren, Keladi, Angsoduo, Bayam Ginseng, Kapal Sanggat, Atlas, dan lainnya.

BATIK NUSANTARA

Di seluruh nusantara sepertinya budaya secara alamiah berkembang sesuai dengan bentuk dan geografis masing-masing. Keragaman tersebut merupakan sebuah local genius dimana peradapan manusia mengalami pencarian (eksplorasi) dan penemuan-penemuan baru. Batik merupakan hasil budaya yang bisa dikatakan hampir semua wilayah nusantara ada. Dalam arti Batik disini merubakan sebagai salah satu seni budaya yang mempunyai cirri seni perintang warna.

Melihat literature film tekstil yang dibuat oleh lembaga pendidikan seni nusantara audio visual tekstil edisi uji coba tahun 2004 bisa dilihat hampir teknik yang digunakan dari semple yang dipakai mempunyai kesamaan. Hanya saja yang membedakan pada alat perintangnya. Ada yang menggunakan tali, plastic, ada yang tali dari rotan dan sebagainya. Meskipun terdapat perbedaan alat akan tetapi secara subtansi semua memakai teknik perintangan warna (resist colore).

Mengingat sarana yang tersedia melimpah misalnya zat pewarna (nila, soga, dll) tumbuh-tumbuhan ini tumbuh subur di Indonesia khususnya dipulau jawa, dan tenaga menusia yang terampil juga telaten punya kepercayaan yang kuat begitu banyak, maka seni batik tumbuh berkembang dengan pesat, seirama dengan selera minat daerah masing-masing sehingga banyak beberapa daerah penghasil batik. Misalnya Indramayu, Solo, Yogyakarta, Pekalongan, Cirebon, Garut, Lasem, Jambi, Madura dan pulau-pulau lainnya.

Setiap daerah pembatikan mempunyai ciri kas dan keunikan masing-masing. Baik dalam ragam hias maupun tata warnanya dalam pertumbuhan dan perkembangan batik. Batik nusantara secara garis besar mempunyai keragaman yang itu dipengaruhi oleh beberapa factor :

    1. Letak Geografis

Penghasil batik dari daerah pesisir berlainan dengan pedalaman/ Keraton. Daerah pesisir banyak dipengaruhi dari luar karena pedagang-pedagang luar negeri seringkali singgah untuk berdagang. Daerah keraton banyak dipengaruhi oleh kebudayaan dan kepercayaan yang ada.

    1. Sifat dan tata kehidupan daerah yang bersangkutan

Masyarakat pesisir hampir setiap hari yang dilihat adalah warna biru laut dan hijau daun karena daerah geografisnya. Oleh karena setiap hari menghadapi pemandangan seperti itu maka ada rasa bosan kemudia mereka tuangkan dalam bentuk seni batik dengan nuansa warna-warni dan kontras yang beraneka ragam. Sebaliknya dengan batik keraton, karena mereka terbiasa dengan warna warni yang ada di taman maka mereka membuat klasik dan melihat warna kontras sebagai warna kasar (tidak miyayeni).

    1. Kepercayaan dan adat istiadat didaerah bersangkutan

Di sini nampak bila pengaruh hindu jawa yang kuat maka ragam hias / motifnya banyak digambarkan dengan lambing-lambang secara simbolis. Misalnya; semen, lar, dll. Sedangkan pengaruh Islam yang kuat maka ragam hiasnya berisi tulisan arab/ kaligrafi

    1. Keadaan alam sekitarnya termasuk flora dan fauna

Di daerah pesisir ragam hiasnya banyak menggambarkan; air, ikan, udang, dan tumbuh-tumbuhansecara naturalis.
Didaerah keraton ragam hias banyak mengambarkan; gunung, kupu-kupu, burung, tumbuh-tumbuhan secara simbolis / distilir.

    1. Adanya kotak / hubungan antar daerah pembatikan

Dengan adanya kontak / hubungan daerah pembatikan menimbulkan ragam hias yang baru (saling mempengaruhi)

    1. Pemujaan terhadap tokoh-tokoh kepahlawanan

Batik solo/ yogyakarta dipengaruhi oleh tokoh-tokoh pewayangan. Misalnya Arjuna yang memberi simbul lemah lembut, halus dan percaya diri. Terlihat ragam hias batik solo/ yogyakarta kecil-kecil halus dan terdapat lengkungan / ukel berwarna harmoni hitam , biru, coklat dan krem/ putih.

Karena batik adalah hasil budaya luhur nenek moyang kita maka bukti hasil budaya itu bisa kita temukan diseluh kepulaun Indonesia terutama pada pakaian adat. Batik dapat di kategorikan menjadi 2 kelompok :

    1. Batik keraton

Batik keraton adalah batik yang berkembang dilingkungan keraton dengan mengacu pada nilai-nilai falsafah jawa. Batik keraton terbatas pada coklat soga dan biru nila
Batik keraton dipengaruhi oleh tata karma jawa (feodalisme)
Ciri-ciri batik keraton :

– Batik keraton bernuansa kontemplatis (perenungan/ religius magis), simetris, tertib, dan mengikuti pakem-pakem yang berlaku.

– Batik keraton terbatas pada coklat soga dan biru nila

    1. Batik Pesisir

Batik pesisir yaitu batik yang tumbuh berkembang diluar benteng keraton atau dikembangkan oleh rakyat jelata. Di jawa, perkembangan batik ini pada awalnya karena perang diponegoro yang mengalami kekalahan dengan belanda dan lari ke pesisir seperti pekalongan dan wilayah lainnya. Karena kepentingan hidup akirnya batik dikenalkan pada rakyat jelata yang tidak lagi memperhatikan aturan-aturan keraton.
Ciri-ciri batik pesisir :

– Tidak terikat dengan pakem-pakem

– Corak, warna batik lebih bebas

– Biasa di pakai sebagai bahan perdagangan (niaga)

 

 

Selamat Hari Aids Sedunia :)

Sejarah

AidsRusStamp1993.jpg

Hari AIDS Sedunia pertama kali dicetuskan pada Agustus 1987 oleh James W. Bunn dan Thomas Netter, dua pejabat informasi masyarakat untuk Program AIDS Global di Organisasi Kesehatan Sedunia di Geneva, Swiss. Bunn dan Netter menyampaikan ide mereka kepada Dr. Jonathan Mann, Direktur Pgoram AIDS Global (kini dikenal sebagai UNAIDS). Dr. Mann menyukai konsepnya, menyetujuinya, dan sepakat dengan rekomendasi bahwa peringatan pertama Hari AIDS Sedunia akan diselenggarakan pada 1 Desember 1988.

Bunn menyarankan tanggal 1 Desember untuk memastikan liputan oleh media berita barat, sesuatu yang diyakininya sangat penting untuk keberhasilan Hari AIDS Sedunia. Ia merasa bahwa karena 1988 adalah tahun pemilihan umum di AS, penerbitan media akan kelelahan dengan liputan pasca-pemilu mereka dan bersemangat untuk mencari cerita baru untuk mereka liput. Bunn dan Netter merasa bahwa 1 Desember cukup lama setelah pemilu dan cukup dekat dengan libur Natal sehingga, pada dasarnya, tanggal itu adalah tanggal mati dalam kalender berita dan dengan demikian waktu yang tepat untuk Hari AIDS Sedunia.

Bunn, yang sebelumnya bekerja sebagai reporter yang meliput epidemi ini untuk PIX-TV di San Francisco, bersama-sama dengan produsennya, Nansy Saslow, juga memikirkan dan memulai “AIDS Lifeline” (“Tali Nyawa AIDS”) – sebuah kampanye penyadaran masyarakat dan pendidikan kesehatan yang disindikasikan ke berbagai stasiun TV di AS. “AIDS Lifeline” memperoleh Penghargaan Peabody, sebuah Emmy lokal, dan Emmy Nasional pertama yang pernah diberikan kepada sebuah stasiun lokal di AS.

Pada 18 Juni 1986, sebuah proyek “AIDS Lifeline” memperoleh penghargaan “Presidential Citation for Private Sector Initiatives”, yang diserahkan oleh Presiden Ronald Reagan. Bunn kemudian diminta oleh Dr. Mann, atas nama pemerintah AS, untuk mengambil cuti dua tahun dari tugas-tugas pelaporannya untuk bergabung dengan Dr. Mann (seorang epidemolog untuk Pusat Pengendalian Penyakit) dan membantu untuk menciptakan Program AIDS Global. Bunn menerimanya dan diangkat sebagai Petugas Informasi Umum pertama untuk Pgoram AIDS Global. Bersama-sama dengan Netter, ia menciptakan, merancang, dan mengimplementasikan peringatan Hari AIDS Sednia pertama – kini inisiatif kesadaran dan pencegahan penyakit yang paling lama berlangsung dalam jenisnya dalam sejarah kesehatan masyarakat.)

Program Bersama PBB untuk HIV/AIDS (UNAIDS) mulai bekerja pada 1996, dan mengambil alih perencanaan dan promosi Hari AIDS Sedunia. Bukannya memusatkan perhatian pada satu hari saja, UNAIDS menciptakan Kampanye AIDS Sedunia pada 1997 untuk melakukan komunikasi, pencegahan dan pendidikan sepanjang tahun.

Pada dua tahun pertama, tema Hari AIDS Sedunia dipusatkan pada anak-anak dan orang muda. Tema-tema ini dikiritk tajam saat itu karena mengabaikan kenyataan bahwa orang dari usia berapapun dapat terinfeksi HIV dan menderita AIDS. Tetapi tema ini mengarahkan perhatian kepada epidemi HIV/AIDS, menolong mengangkat stigma sekitar penyakit ini, dan membantu meningkatkan pengakuan akan masalahnya sebagai sebuah penyakit keluarga.

Pada 2004, Kampanye AIDS Sedunia menjadi organisasi independen

 Memilih tema

Sejak dibentuknya hingga 2004, UNAIDS memimpin kampanye Hari AIDS Sedunia, memilih tema-tema tahunan melalui konsultasi dengan organisasi-organisasi kesehatan global lainnya.

Sejak 2008, tema Hari AIDS Sedunia dipilih oleh Komite Pengarah Global Kampanye Hari AIDS Sedunia setelah melalui konsultasi yang luas dengan banyak pihak, organisasi dan lembaga-lembaga pemerintah yang terlibat dalam pencegahan dan perawatan korban HIV/AIDS. Untuk setiap Hari AIDS Sedunia dari 2005 hingga 2010, temanya adalah “Hentikan AIDS, Jaga Janjinya”, dengan sebuah sub-tema tahunan.Tema payung ini dirancang untuk mendorong para pemimpin politik untuk memegang komitmen mereka untuk menghasilkan akses sedunia kepada pencegahan, perawatan, pemeliharaan, dan dukungan terhadap penyakit dan para korban HIV/AIDS pada tahun 2010.

Tema ini tidaklah spesifik bagi Hari ADIS Sedunia, melaiinkan digunakan sepanjang tahun dalam upaya-upaya Kampanye AIDS Sedunia untuk menyoroti kesadaran HIV/AIDS dalam konteks peristiwa-peristiwa global lainnya termasuk Pertemuan Puncak G8. Kampanye ADIS Sedunia juga menyelenggarakan kampanye-kampanye di masing-masing negara di seluruh dunia, seperti Kampanye Mahasiswa Menghentikan AIDS, sebuah kampanye untuk menularkan kesadaran kepada orang-orang muda di seluruh Britania Raya.

Sebuah ra tiang-tiang di balairung pita merah yang besar bergantung di antara tiang-tiang di lorong utara Gedung Putih untuk Hari AIDS Sedunia,30 November 2007

Sebuah “kondom” yang panjangnya 67 m di Obelisk Buenos Aires, Argentina, bagian dari kampanye penyadaran untuk Hari AIDS Sedunia 2005

Tema Hari AIDS Sedunia 1988 – sekarang
1988 Komunikasi
1989 Pemuda
1990 Wanita dan AIDS
1991 Berbagi Tantangan
1992 Komitmen Masyarakat
1993 Saatnya Beraksi
1994 AIDS dan Keluarga
1995 Hak Bersama, Tanggung jawab Bersama
1996 Satu Dunia. Satu Harapan
1997 Anak-anak yang Hidup dalam Dunia dengan AIDS
1998 Kekuatan Menuju Perubahan: Kampanye AIDS Sedunia Bersama Orang Muda
1999 Dengarkan, Pelajari, Hidupi: Kampanye AIDS Sedunia dengan Anak-anak dan Orang Muda
2000 AIDS: Laki-laki Menciptakan Perbedaan
2001 Aku Peduli. Bagaimana dengan Anda?
2002 Stigma dan Diskriminasi
2003 Stigma dan Diskriminasi
2004 Perempuan, Gadis, HIV dan AIDS
2005 Hentikan AIDS. Jaga Janjinya
2006 Hentikan AIDS. Jaga Janjinya – Akuntabilitas
2007 Hentikan AIDS. Jaga Janjinya – Kepemimpinan
2008 Hentikan AIDS. Jaga Janjinya – Pimpin – Berdayakan – Berikan[7]
2009 Hentikan AIDS. Jaga Janjinya – Akses Universal dan Hak Asasi Manusia

Sejarah Batik Yogyakarta

Seni Batik Tradisional dikenal sejak beberapa abad yang lalu di tanah Jawa. Bila kita menelusuri perjalan perkembangan batik di tanah Jawa tidak akan lepas dari perkembangan seni batik di Jawa Tengah. Batik Jogja merupakan bagian dari perkembangan sejarah batik di Jawa Tengah yang telah mengalami perpaduan beberapa corak dari daerah lain.

Perjalanan “Batik Yogya” tidak bisa lepas dari perjanjian Giyanti 1755. Begitu Mataram terbelah dua, dan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat berdiri, busana Mataram diangkut dari Surakarta ke Ngayogyakarta maka Sri Susuhunan Pakubuwono II merancang busana baru dan pakaian adat Kraton Surakarta berbeda dengan busana Yogya.

Di desa Giyanti, perundingan itu berlangsung. Yang hasilnya antara lain , Daerah atau Wilayah Mataram dibagi dua, satu bagian dibawah kekuasaan Sri Paduka Susuhunan PB II di Surakarta Hadiningrat , sebagian lagi dibawah kekuasaan Kanjeng Pangeran Mangkubumi yang setelah dinobatkan sebagai raja bergelar Ngersa Dalem Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kangjeng Sultan Hamengku Buwana Senopati ing Ngalaga Ngabdul Rachman Sayidin Panatagama Kalifatullah ingkang jumeneng kaping I , yang kemudian kratonnya dinamakan Ngayogyakarta Hadiningrat.

Semua pusaka dan benda-benda keraton juga dibagi dua. Busana Mataraman dibawa ke Yogyakarta , karena Kangjeng Pangeran Mangkubumi yang berkehendak melestarikannya. Oleh karena itu Surakarta dibawah kekuasaan Sri Paduka Susuhunan PB III merancang tata busana baru dan berhasil membuat Busana Adat Keraton Surakarta seperti yang kita lihat sampai sekarang ini.

Ciri khas batik gaya Yogyakarta , ada dua macam latar atau warna dasar kain. Putih dan Hitam. Sementara warna batik bisa putih (warna kain mori) , biru tua kehitaman dan coklat soga. Sered atau pinggiran kain, putih, diusahakan tidak sampai pecah sehingga kemasukan soga, baik kain berlatar hitam maupun putih. Ragam hiasnya pertama Geometris : garis miring lerek atau lereng , garis silang atau ceplok dan kawung , serta anyaman dan limaran.Ragam hias yang bersifat kedua non-geometris semen , lung- lungan dan boketan.Ragam hias yang bersifat simbolis erat hubungannya dengan falsafah Hindu – Jawa ( Ny.Nian S Jumena ) antara lain : Sawat Melambangkan mahkota atau penguasa tinggi , Meru melambangkan gunung atau tanah ( bumi ) , Naga melambangkan air , Burung melambangkan angin atau dunia atas , Lidah api melambangkan nyala atau geni.

Sejak pertama sudah ada kain larangan. Setiap Sultan yang bertahta berhak membuat peraturan baru atau larangan-larangan.

Terakhir, Sri Paduka Sultan HB VIII membuat peraturan baru ( revisi ) berjudul Pranatan dalem bab namanipun peangangge keprabon ing Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat, yang dimuat dalam Rijksblad van Djokjakarta No 19. th 1927, Yang dimaksud pangangge keprabon ( busana keprabon ) adalah : kuluk ( wangkidan ), dodot / kampuh serta bebet prajuritan, bebet nyamping ( kain panjang ) , celana sarta glisire ( celana cindhe , beludru , sutra , katun dan gelisirnya ), payung atau songsong.

Motif batik larangan : Parang rusak ( parang rusak barong , parang rusak gendreh <>

Semua putra dalem diperbolehkan mengenakan kain-kain tersebut di atas. Busana batik untuk Permaisuri diperbolehkan sama dengan raja. Garwa ampeyan dalem diizinkan memakai parang rusak gendreh kebawah. Garwa Padmi KG Pangeran Adipati sama dengan suaminya. Garwa Ampeyan KG Pangeran Adipati diperbolehkan memakai parang rusak gendreh ke bawah. Demikian pula putra KG Pangeran Adipati. Istri para Pangeran Putra dan Pangeran Putra Raja yang terdahulu ( Pangeran Putra Sentananing Panjenengan dalem Nata ) sama dengan suaminya . Garwa Ampeyan para Pangeran diperbolehkan memakai parang rusak gendreh ke bawah. Wayah dalem ( cucu Raja ) mengenakan parang rusak gendreh ke bawah. Pun Buyut dalem ( cicit Raja) dan Canggah dalem ( Putranya buyut ). Warengipun Panjenengan dalem Nata ( putra dan putri ) kebawah diperbolehkan mengenakan kain batik parang – parangan harus seling , tidak diperbolehkan byur atau polos.

Pepatih dalem ( Patih Raja ) diperkenankan memakai parang rusak barong kebawah. Abdidalem : Pengulu Hakim , Wedana Ageng Prajurit , Bupati Nayaka Jawi lan lebet diperkenankan mengenakan parang rusak gendreh kebawah. Bupati Patih Kadipaten dan Bupati Polisi sama dengan abdidalem tersebut diatas. Penghulu Landrad , Wedana Keparak para Gusti ( Nyai Riya ), Bupati Anom , Riya Bupati Anom , parang rusak gendreh kebawah.

Abdidalem yang pangkatnya dibawah abdi dalem Riya Bupati Anom dan yang bukan pangkat bupati Anom, yakni yang berpangkat Penewu Tua.

Batik Yogyakarta adalah salah satu dari batik Indonesia yang pada awalnya dibuat terbatas hanya untuk kalangan keluarga keraton saja. Setiap motif yang terujud dalam goresan canting pada kain batik Yogyakarta adalah sarat akan makna, adalah cerita. Hal inilah yang membedakan batik Yogyakarta dengan batik-batik lain, yang menjaga batik Yogyakarta tetap memiliki eksklusifitas dari sebuah mahakarya seni dan budaya Indonesia.
Batik di bagi ke dalam beberapa kelompok motif, seperti motif bouquet, motif ceplok, motif kawung, motif kelir, motif lereng, motif nitik, motif parang, motif seling, motif sido luhur, motif sogan, motif truntum, motif tumpal, motif udan liris, motif wirasat. Untuk bahan kain, proses pembuatannya, dan jenis produknya di kelompokkan menjadi beberapa kelompok utama, diantaranya :
• Batik Cap
• Batik Cap Sutera
• Batik Tulis Kombinasi Cap
• Batik Tulis Sutera
• Blus Sutera
• Hem Batik
• Kemeja Batik
• Sarimbit

Motif batik tradisional yang dipakai oleh keluarga Keraton Yogyakarta
Sekarang batik Yogyakarta dapat digunakan sebagai baju kimono / baju khas Negara Jepang seperti gambar kiri atas. Selain fungsi batik sebagai seni rupa murni, batik juga dapat berfungsi sebagai seni terapan , seperti seragam batik untuk acara pernikahan, seragam batik sekolah, seragam batik kantor, dan seragam batik berbagai keperluan lainnnya. Beberapa dinas-dinas pemerintahan Yogyakarta yang mempasarkan, diantaranya :
• Pemerintah Kota Yogyakarta
• Dinas Perizinan Kota Yogyakarta
• BKKBC (Badan Kependudukan, Keluarga Berencana dan Catatan Sipil) Kota Yogyakarta
• BCA (Bank Central Asia) Yogyakarta
• Beberapa BPR (Bank Perkreditan Rakyat) di Yogyakarta
• Dinas Kehutanan Provinsi DIY
Batik (Batik)
Yogyakarta, dikenal sebagai kota batik, baik motif batik klasik maupun modern. Ada 400 motif batik khas Yogyakarta, yaitu :

Motif batik klasik :

Motif Perang
Motif Geometri
Motif Banji
Motif Tumbuhan Menjalar
Motif Tumbuhan Air
Motif Bunga
Motif Satwa dalam alam kehidupan dan lain-lain

Industri batik bisa ditemui di wilayah DIY, yaitu :

No. Lokasi Produksi Daerah Produksi
1. Kota Yogya Tirtodipuran, Panembahan, Prawirotaman .
2. Bantul Wijirejo, Wukirsari dan Murtigading .
3. Kulonprogo Hargomulyo, Kulur dan Sidarejo .
4. Gunung kidul Nitikan dan Ngalang .

 

Batik Solo

 

Solo Sebuah kota di Jawa tengah yang masih lekat sekali dengan budaya Jawa. Dengan slogan SOLO the Spirit of Java.Solo bertekad terus menjaga dan melestarikan budaya jawa.


Kota Solo memang merupakan salah satu tempat wisata belanja kain batik terkenal di Indonesia. Di sini banyak sekali terdapat sentra kain batik, yang tersohor antara lain kawasan Kampung Batik Laweyan dan kawasan Kampung Wisata Batik Kauman.Batik adalah salah satu produk kota dan telah menjadi Icon kota solo.khas batik solo sudah di kenal di seluruh Indonesia dan menjadi produk andalan export.

Batik Solo terkenal dengan corak dan pola tradisionalnya batik dalam proses cap maupun dalam batik tulisnya. Bahan-bahan yang dipergunakan untuk pewarnaan masih tetap banyak memakai bahan-bahan dalam negeri seperti soga Jawa yang sudah terkenal sejak dari dahulu. Polanya tetap antara lain terkenal dengan “Sidomukti” dan “Sidoluruh”.
————————————————————————-

Kampung Batik Laweyan

 Laweyen adalah salah satu sentral Batik di Solo. Kampung ini Tentunya ada banyak sekali sejarah yang tertinggal di kapung ini dan menjadi icon Batik Solo

       Batik merupakan hasil karya seni tradisional yang banyak ditekuni masyarakat Laweyan. Sejak abad ke-19 kampung ini sudah dikenal sebagai kampung batik. Itulah sebabnya kampung Laweyan pernah dikenal sebagai kampung juragan batik yang mencapai kejayaannya di era tahun 70-an. Menurut Alpha yang juga pengelola Batik Mahkota,

Jalan-jalan yuk

Beringharjo merupakan satu kesatuan dari sebuah lingkaran proses kehidupan antara keraton dan alun-alun. Ada pemerintahan, tempat berkumpul dan tempat jual beli.

 

 

 

 

Sejarah Pasar Beringharjo sendiri berawal ketika Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat baru berdiri tahun 1758. Sang Sultan pun mencari lokasi di sekitar keraton dan dipilihlah tempat yang kala itu merupakan hutan beringin. Maka dari itu dinamakan Beringharjo dimana Bering merupakan pohon beringin dan Harjo merupakan makmur. Kira-kira terjemahan bebasnya adalah pasar yang akan selalu memberikan kemakmuran dan keberkahan bagi para warganya.

 

 

 

Sejak itulah Pasar Beringharjo terus berkembang sampai sekarang yang berdampingan persis dengan Malioboro, salah satu ikon nya kota Yogyakarta. Karena lokasinya itulah hampir tiap hari tidak pernah sepi oleh pengunjung. Yang paling menarik dan ramai pengunjung adalah sisi pasar bagian barat yang menjual berbagai macam jenis batik. Dari baju, kaos, kain batik, sarimbit, semuanya ada disini.

 

 

 

,” Hari Sabtu dan Minggu atau hari libur nasional biasanya penuh banget Den, terutama disini, tempat penjualan batik,” kata Bu Sri Ningrum, pedagang batik di pasar ini. Sempat kaget juga dipanggil Den, bagaikan anak seorang raja, ternyata penyebutan nama ”Den Bagus” – laki2 dan ”Den Ayu – perempuan di Pasar Beringharjo sudah merupakan kebiasaan untuk menghormati para tamu yaang berbelanja.

 

Berbagai jejamuan, bunga untuk sesaji dan sejenisnya juga tersedia disini, terutama di sisi pasar bagian timur. Kalau memperhatikan banyaknya orang jualan bunga dan sesaji di Pasar Beringharjo menunjukkan masih banyaknya orang Yogya yang memegang erat adat-istiadat dimana dalam satu satu rangkain tersebut menggunakan bunga

 

 

Bagi anda yang suka koleksi barang-barang kerajinan antik baik dari bambu, kayu atau bahan lain silakan naik ke lantai 3. Melihat koleksi barang-barang antik disini menjadi bingung untuk memilih mana yang harus dibeli. Ke Yogya tidak mampir ke Pasar Beringharjo, ibarat minum air hanya setengah gelas…belum sempurna.

 

Beringharjo, Pasar Tradisional Terlengkap di Yogyakarta

Beringharjo Beringharjo Beringharjo Beringharjo


PASAR BERINGHARJO

Pasar Beringharjo telah digunakan sebagai tempat jual beli sejak tahun 1758. Tawarannya kini kian lengkap; mulai dari batik, jajanan pasar, jejamuan, hingga patung Budha seharga ratusan ribu.

Pasar Beringharjo menjadi sebuah bagian dari Malioboro yang sayang untuk dilewatkan. Bagaimana tidak, pasar ini telah menjadi pusat kegiatan ekonomi selama ratusan tahun dan keberadaannya mempunyai makna filosofis. Pasar yang telah berkali-kali dipugar ini melambangkan satu tahapan kehidupan manusia yang masih berkutat dengan pemenuhan kebutuhan ekonominya. Selain itu, Beringharjo juga merupakan salah satu pilar ‘Catur Tunggal’ (terdiri dari Kraton, Alun-Alun Utara, Kraton, dan Pasar Beringharjo) yang melambangkan fungsi ekonomi.

Wilayah Pasar Beringharjo mulanya merupakan hutan beringin. Tak lama setelah berdirinya Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, tepatnya tahun 1758, wilayah pasar ini dijadikan tempat transaksi ekonomi oleh warga Yogyakarta dan sekitarnya. Ratusan tahun kemudian, pada tahun 1925, barulah tempat transaksi ekonomi ini memiliki sebuah bangunan permanen. Nama ‘Beringharjo’ sendiri diberikan oleh Hamengku Buwono IX, artinya wilayah yang semula pohon beringin (bering) diharapkan dapat memberikan kesejahteraan (harjo). Kini, para wisatawan memaknai pasar ini sebagai tempat belanja yang menyenangkan.

Bagian depan dan belakang bangunan pasar sebelah barat merupakan tempat yang tepat untuk memanjakan lidah dengan jajanan pasar. Di sebelah utara bagian depan, dapat dijumpai brem bulat dengan tekstur lebih lembut dari brem Madiun dan krasikan (semacam dodol dari tepung beras, gula jawa, dan hancuran wijen). Di sebelah selatan, dapat ditemui bakpia isi kacang hijau yang biasa dijual masih hangat dan kue basah seperti hung kwe dan nagasari. Sementara bagian belakang umumnya menjual panganan yang tahan lama seperti ting-ting yang terbuat dari karamel yang dicampur kacang.

Bila hendak membeli batik, Beringharjo adalah tempat terbaik karena koleksi batiknya lengkap. Mulai batik kain maupun sudah jadi pakaian, bahan katun hingga sutra, dan harga puluhan ribu sampai hampir sejuta tersedia di pasar ini. Koleksi batik kain dijumpai di los pasar bagian barat sebelah utara. Sementara koleksi pakaian batik dijumpai hampir di seluruh pasar bagian barat. Selain pakaian batik, los pasar bagian barat juga menawarkan baju surjan, blangkon, dan sarung tenun maupun batik. Sandal dan tas yang dijual dengan harga miring dapat dijumpai di sekitar eskalator pasar bagian barat.

Berjalan ke lantai dua pasar bagian timur, jangan heran bila mencium aroma jejamuan. Tempat itu merupakan pusat penjualan bahan dasar jamu Jawa dan rempah-rempah. Bahan jamu yang dijual misalnya kunyit yang biasa dipakai untuk membuat kunyit asam dan temulawak yang dipakai untuk membuat jamu terkenal sangat pahit. Rempah-rempah yang ditawarkan adalah jahe (biasa diolah menjadi minuman ronde ataupun hanya dibakar, direbus dan dicampur gula batu) dan kayu (dipakai untuk memperkaya citarasa minuman seperti wedang jahe, kopi, teh dan kadang digunakan sebagai pengganti bubuk coklat pada cappucino).

Pasar ini juga tempat yang tepat untuk berburu barang antik. Sentra penjualan barang antik terdapat di lantai 3 pasar bagian timur. Di tempat itu, anda bisa mendapati mesin ketik tua, helm buatan tahun 60-an yang bagian depannya memiliki mika sebatas hidung dan sebagainya. Di lantai itu pula, anda dapat memburu barang bekas berkualitas bila mau. Berbagai macam barang bekas impor seperti sepatu, tas, bahkan pakaian dijual dengan harga yang jauh lebih murah daripada harga aslinya dengan kualitas yang masih baik. Tentu butuh kejelian dalam memilih.

Puas berkeliling di bagian dalam pasar, tiba saatnya untuk menjelajahi daerah sekitar pasar dengan tawarannya yang tak kalah menarik. Kawasan Lor Pasar yang dahulu dikenal dengan Kampung Pecinan adalah wilayah yang paling terkenal. Anda bisa mencari kaset-kaset oldies dari musisi tahun 50-an yang jarang ditemui di tempat lain dengan harga paling mahal Rp 50.000,00. Selain itu, terdapat juga kerajinan logam berupa patung Budha dalam berbagai posisi seharga Rp 250.000,00. Bagi pengoleksi uang lama, tempat ini juga menjual uang lama dari berbagai negara, bahkan yang digunakan tahun 30-an.

Jika haus, meminum es cendol khas Yogyakarta adalah adalah pilihan jitu. Es cendol Yogyakarta memiliki citarasa yang lebih kaya dari es cendol Banjarnegara dan Bandung. Isinya tidak hanya cendol, tetapi juga cam cau (semacam agar-agar yang terbuat dari daun cam cau) dan cendol putih yang terbuat dari tepung beras. Minuman lain yang tersedia adalah es kelapa muda dengan sirup gula jawa dan jamu seperti kunyit asam dan beras kencur. Harga minuman pun tak mahal, hanya sekitar Rp. 1000 sampai Rp. 2000.

Meski pasar resmi tutup pukul 17.00 WIB, tetapi dinamika pedagang tidak berhenti pada jam itu. Bagian depan pasar masih menawarkan berbagai macam panganan khas. Martabak dengan berbagai isinya, terang bulan yang legit bercampur coklat dan kacang, serta klepon isi gula jawa yang lezat bisa dibeli setiap sorenya. Sekitar pukul 18.00 WIB hingga lewat tengah malam, biasanya terdapat penjual gudeg di depan pasar yang juga menawarkan kikil dan varian oseng-oseng. Sambil makan, anda bisa mendengarkan musik tradisional Jawa yang diputar atau bercakap dengan penjual yang biasanya menyapa dengan akrab. Lengkap banget pokoknya.

 

Previous Older Entries